TM Cirebon - Sejumlah Ormas dan Organisasi lainnya yang ada di Kota Cirebon peringati Pra Proklamasi, Selasa (15/08/23) di Tugu Kejaksan Kota Cirebon.
Kegiatan Peringatan Pra Proklamasi tersebut, di ikuti ratusan pendukung dari berbagai Ormas, serta di ikuti semua Tokoh Agama dan juga di hadiri Ketua serta Sekjen Pengurus Paguyuban Pendamping Buruh Migran (P2PBMI) dan juga perwakilan Pemerintah Kota Cirebon.
Ketua Panitia Peringatan Pra Proklamasi, Dani Djaelani kepada Media mengatakan, ini adalah suatu agenda rutin setiap tahun yang mencerminkan bahwa kita harus menghormati dan menghargai jasa-jasa para Pahlawan yang telah memperjuangkan tetesan air mata, tetesan keringat dan cucuran darah.
"Jadi kita memaknai kegiatan yang kita kemas menjadi satu kesatuan integritas suku, agama dan ras, disini ada tokoh agama, tokoh masyarakat dan juga tokoh pemuda," tutur Dani yang juga merupakan Pengurus Ormas GM FKKPI Kota Cirebon.
Menurut Dani, acara ini bertujuan bagaimana menumbuh kembangkan kembali rasa Nasionalisme, menghilangkan sikap egois, individu atupun kelompok apalagi merasa paling benar, karena wujud dari perjuangan harus kita implementasikan dengan penguatan rasa persaudaraan kesatuan dan persatuan.
"Kenapa persatuan dan kesatuan harus kita gelorakan? Karena di jaman sekarang kita sangat rapuh untuk di adu domba, karena itu kegiatan ini kami bentuk sebagai wujud bahwa kami dengan kemajemukan khususnya di Kota Cirebon dan kebhinekaan tidak ada masalah," paparnya.
Sementara itu Ketua Umum P2BMI, Bambang Setyadi yang di dampingi Sekjennya, Zen Baduy mengatakan, di tanggal 15 Agustus ini dari sejarah itu sudah kita semua tahu, bahwa pertama Proklamasi itu di cetuskan atau di Proklamirkan di Cirebon, sebelum di proklamirkan di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945.
"Kita semua ingin yang di cita-citakan oleh para pendahulu kita, itu akan di sampaikan dan di jalankan oleh kita-kita para pemuda dari kalangan agama yang berbeda, dari suku yang berbeda bersatu padu NKRI Harga Mati," tegas Bambang Setyadi.
Kita juga berharap di acara ini kita saling menjaga tidak adanya kerusuhan, tidak adanya timbul konflik, apalagi kita menjelang pemilu 2024 yang biasanya saling memanas, saling mengompori, jadi mudah-mudahan pemilu 2024 ini, pemilu berjalan dengan damai sesuai dengan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, tidak ada keributan atau huru-hara, semua tetap satu Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetap satu jua. Pungkasnya
(Wak Diding)