Diduga Perbedaan Harga RAB dengan Harga Sesungguhnya di Toko Yang Dinilai GOR Cisaat Kurang Berkualitas

Senin, 29 April 2024

Diduga Perbedaan Harga RAB dengan Harga Sesungguhnya di Toko Yang Dinilai GOR Cisaat Kurang Berkualitas


Cirebon, mediapatroliunit1.com - Dengan adanya Dana Desa menjadikan sumber pemasukan di setiap desa akan meningkat, begitupula pembangunan di Desa tersebut. Meningkatnya pendapatan desa yang diberikan oleh pemerintah, untuk meningkatkan sarana pelayanan masyarakat berupa pemenuhan kebutuhan dasar, penguatan kelembagaan desa, dan kegiatan lainya yang tentunya dibutuhkan masyarakat desa yang diputuskan melalui Musrenbang Desa. 

Tetapi dengan adanya Dana Desa juga memunculkan permasalahan baru, yaitu tidak sedikit masyarakat yang mengkhawatirkan tentang pengelolaan Dana Desa. Hal ini berkaitan dengan kondisi perangkat desa, yang dianggap masih rendah kualitas SDM-nya, dan belum kritisnya masyarakat atas pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDesa), sehingga bentuk pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat tidak dapat maksimal.

Menurut Undang-Undang Desa, Dana Desa didefinisikan sebagai dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukan bagi Desa yang ditransfer melalui APBD Kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan, kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.

Seperti hal yang dilakukan desa Cisaat. Dibawah kepemimpinan Kuwu SUKARNA, Dana desa tahap 1 TA 2024 ini diperuntukan untuk pembangunan GOR Cisaat. Namun sangat disayangkan, pembangunan GOR tersebut memunculkan banyak keraguan dan kejanggalan, pasalnya dari fakta-fakta di lapangan tidak sesuai dengan apa yang tercantum dalam papan informasi yang ada.

Adapun permasalah yang janggal tersebut antara lain untuk tenaga kerja memang memberdayakan penduduk sekitar atau warga masyarakat setempat. Namun, jumlah pekerja yang datang hanya berjumlah 10 orang, tidak sesuai dengan keterangan yang di dapat oleh kami yakni 12 orang. Disamping itu, para pekerja hanya menggunakan baju seadanya tanpa dilengkapi APD (Alat Perlindungan Diri) dan mungkin anggaran tersebut seharusnya sudah ditetapkan, sehingga resiko kecelakaan kerja dapat saja terjadi kapanpun dan akhirnya merugikan semua orang.
Di saat yang sama dan hingga berita ini diluncurkan baik dari pihak Kuwu, perangkat desa atau penanggungjawab kegiatan pembangunan GOR Tersebut sangat sulit untuk di konfirmasi baik secara langsung tatap muka ataupun via wa dan telepon dan lebih terkesan menghindar juga saling lempar bola. Entahlah...

Hingga diterbitkannya berita ini kami selaku awak media masih belum dapat keterangan terkait dengan kegiatan anggaran tersebut, sehingga dengan demikian memunculkan kecurigaan dari awak media, diantaranya anggaran tersebut sesuai tidak dengan harga sesungguhnya di toko dengan di RAB.

A. Dicky