Bersyukur kita memiliki Pemimpin yang berasal dari bumi Kota Cakalang ini.
Ir. Maurits Mantiri, MM adalah Walikota Bitung pertama sebagai Putra asli Kota Bitung... Beliau keturunan Minahasa-Sitaro Dan sebagai keluarga besar pemilik hak Ulayat.20/04/2024
Sehingga secara adat beliau salahsatu putra adat yang memiliki hak kesulungan di wilayah adat Sulawesi Utara.
Sehingga dapat kita rasakan dan saksikan bagaimana kepekaan dan kepedulian beliau pada masyarakat Kota Bitung yang selalu dikatakan sebagai sudara2nya...
Walaupun karena kepentingan Politik, kepentingan Pilkada 2024 ini, ada satu dua mantan pejabat yang selalu memfitnah beliau dgn tuduhan2 keji tak berperikemanusiaan.
Ada juga pasukan sakit jantung yg suka menjelek2an beliau.
Tujuan mereka semua untuk membentuk strotype negatif pada walikota terbaik kita, melakukan propaganda dan stigmatisasi untuk Pembunuhan karakter beliau sebagai tokoh peradaban Kota Bitung dan bapak Moderasi beragama. Mereka para BuzzerRp...
Namun kami masyarakat insha Allah tidak goyah dan tidak berubah kecintaan kami, kasih sayang kami kepada beliau...
Sudara2ku...
Menelusuri perspektif bapak MODERASI BERAGAMA Kota Bitung Ir. MAURITS MANTIRI, MM. Tentang peran agama-agama dalam menata peradaban membangun sumber daya nilai untuk menata kehidupan dalam relasi sosial...
Menurut beliau...
"Agama di era disrupsi 4.0 ini sudah harus diperankan, harus menjadi instrumen perubahan sistim dan tatanan, agama harus tampil di ruang publik untuk merekatkan dan mengikat keragaman, agama harus di arusutamakan bukan dipinggiran...
Sudah saatnya agama tidak lagi menjadi alat pembelahan ummat dan bangsa. Agama sudah harus memainkan peran penting, strategis dan fundamental, karena agama ini yang akan mendalilkan nilai-nilai kehidupan, sedangkan nilai-nilai inilah yang membentuk kebudayaan, etika sosial dan moral-spritual.
Agama tidk boleh lagi disepelekan, diposisikan disudut-sudut jauh peradaban sehingga terabaikan, dibiarkan mengkristal dan membeku, tapi dia harus berada ditengah, di poros kehidupan dan pergeseran peradaban kemanusiaan universal.
Agama harus berada diposisi terhormat sebagai idiologi dan dihormati sebagai sebuah sumber nilai. Namun penting untuk dipahami, bahwa Agama tdk cukup hanya bicara ttg nilai-nilai moral-spritual, eskatologis, metafisik transenden dan etika sosial. Tokoh agama sudah harus mampu berbicara tentang pembangunan peradaban dari aspek sosial budaya ekonomi politik, bahkan teknologi AI dan otonomus.
Agama sebagai sebuah idiologi kehidupan hrs mampu memberikan perspektif, sudut pandang baru atau konsep tentang pembangunan semesta berkelanjutan, artinya sudah harus ditemukenali apa konstribusi agama dalam pembangunan peradaban semesta.
Agama sudah harus tampil membicarakan tentang seluruh masalah kehidupan bangsa, tentang kearifan lokal dan kearifan bangsa, termasuk masalah politik dan ekonomi.
Selama ini dalam megaTrend global... ada pandangan yang salah dan meracuni logika dialektika umat manusia. Yaitu yg memandang agama tidaklah penting, tidak dibutuhkan, tdk menjadi alat rekayasa peradabab, dan bahkan dianggap menjadi penghambat pembangunan global, sehingga tidak memiliki urgensi dalam kehidupan.
Sehingga muncullah era post truth dengan simulakra. Yang mendesain kebohongan untuk mereduksi dan menggeser peran agama secara global. Akhirnya kita akan berada didunia yang hampa nilai agama, etika dan moral agama. Yang salah dianggap benar, yang benar didikejar2 dimasukkan kepenjara.
Sudaraku para tokoh agama..
Ketika menceramahkan agama atau berkhotbah diruang publik atau berada di mimbar dakwah dan mimbar khotbah atau sedang melaksanakan pelayanan, maka yang harus diperhatikan, bagaimana menampilkan wajah agama dalam polesan yang ramah kemanusiaan, harmonis, empatik, sejuk dan damai. Jangan keseringan memperkenalkan agama secara parsial transenden-eskatologis, atau hanya mengkaji aspek aqidah saja atau syariah saja atau sejarah agama semata yg diulas dan dikaji.
Tapi sudah saatnya tokoh agama memberikan pemikiran2 akademis ilmiahnya tentang masalah sosial, budaya, politik, ekonomi maupun politik. Sudah harus mampu bercerita tentang indeks kemiskinan, indeks pembangunan, tantangan kebodohan dan pembangunan kemanusiaan universal.
Dari deskripsi ini, beliau bapak Moderasi beragama Kota Bitung ir. Maurits Mantiri, MM. mengharapkan, dalam kebijakan pembanguan bangsa tidak boleh lagi mengabaikan peran tokoh2 agama, ustad, imam, pendeta, pastor, pandita dan pinandita. Karena mereka adalah kelompok pendoa yang melindungi bangsa dan negara ini.
Tokoh agama harus diberikan tanggungjawab moral mengawal sejumlah program pembangunan bangsa. Karena setiap saat kita butuh doa-doa mereka.
Seperti isu-isu kemanusiaan yang sedang ramai saat ini, tentang masalah stunting, masalah penguatan peran keluarga dan bahkan masalah kesadaran dalam membuang sampah pada tempat sampah sesuai aturan yang sudah dibuat Pemkot.
Bagaimana peran tokoh2 agama menjadikan isu-isu ini menjadi tema ceramahnya dalam pelayanan kepada jamaah/jemaat dengan tujuan mulia, untuk menyadarkan, mengingatkan dan mencerahkan masyarakat.
maurits mantiri bapak moderasi
pilih putra asli Kota Bitung
TEMAN Tetap Maurits Mantiri
Pewarta/AK
Editor/Lukman Inaku